Berpikirlah penundaan adalah strategi protektif untuk mengatasi motivasi yang berkonflik
Pada 2 dekade lalu, ketika saya masih seorang siswa PhD di UC Berkeley, saya menghadiri seminar yang diajarkan oleh professor psikologi mengenai bagaimana penemuannya terhadap teori menghargai diri sendiri, dengan motivasi, pengajaran, dan pembelajaran. Sebenarnya saya sendiri tidak punya urusan dengan ilmu tersebut. Namun ilmu itu berpengaruh pada kehidupan akademik saya, apa yang saya pelajari diseminar tersebut menjadi hadiah yang nyata bagi saya.
Membuat saya berpikir kembali pada saat itu, 20 tahun yang lalu ketika saya menguasai penciptaan dan seni dalam menunda yaitu Mind Game, Rasionalisasi, Justifikasi
Inilah hadiah yang saya akan bagikan kepadamu hari ini, setidaknya beberapa dari itu. Beberapa Yaitu beberapa kutipan dari berbagai perspektif, cara berpikir mengatur penundaan, dan banayk cara untuk melaksanakannya.
Kita dapat berpikir menunda-nunda adalah kebiasaan yang buruk, secara instan, namun saya ajak anda untuk mempertimbangkan lebih dalam, untuk introspeksi, melihat kedalam, dan melihat dari dalam motivasi untuk menunda-nunda sehingga kita dapat menguasai itu dan menjalankan dengan lancar pengajaran kita dan pembelajaran kita dan itu penting.
Ini tidak hanya berupa apa yang saya pikirkan mengenainya, dalam maksud yang pinggiran yang konseptual dan teoritis, yang mana saya akan jelaskan pada anda, tapi tidak hanya hal tersebut namun untuk mengerti juga dalam etika yang berbeda dan kehadiran moral.
Saya ingin anda berpikir bahwa menunda-nunda tidak memalukan, itu bukan sebuah bagian yang memalukan, itu bukan sesuatu yang diikuti sebagai arus, itu sebenarnya sangat diprediksi. Itu dapat menjadi sesuatu yan dapat di ekpetasikan, jika kita mengerti dinamika dari motivasi dan keadaan yang muncul. Itu tidak mengejutkan bahwa menunda-nunda dekat dengan akademisi yang mana ada kehadiran lingkungan yang evaluatif dan kompetitif, kita sering berkompetisi satu dengan yang lainnya, dan hadiahnya adalah hadiah yang limited dan pengakuan.
Ada juga sering kita mengekspetasikan bahwa orang-orang menginginkan nilai A semua, namun nyatanya ada yang tidak mencari makna dari nilai A ataupun pengakuan terhadap konsep dirinya dan harga dirinya namun hanya mempertahankan dirinya agar peringkatnya tidak berubah.
Hari ini saya akan coba menjelaskan itu dan saya harap anda menangkap idenya dan menerapkannya pada hidupmu seperti saya menerapkanya dalam kehidupan saya
Siapapun itu guru ataupun pelajar, semua dari ini dapat berguna untuk memahami apa yang terjadi di dunia akademisi.
Oleh karena itu saya ingin bercerita sebuah cerita, dan ketika kamu sering menunda-nunda, ini akan familiar dengamu. Jadi begini cerita.
Sekarang jam 11:00, kamu di ruang asramamu, dan kau punya paper yang akan dikumpulkan pada hari setelahnya, sejak mengalami hari yang panjang , hari yang sibuk, msekipun tidak begitu produktif. Kamu duduk didepan laptopmu, untuk mengerjakan papernya, dan kamu berpikir, “saya akan mengecek e-mail saja, beberapa menit saja, singkirkan itu duu” kemudian 45 menit kemudian, kamu mengecek banyak e-mail. Kamu melakukan pekerjaan yang bagus untuk itu namun kamu kemudian menyadari bahwa kamu mulai lelah, kamu menyingkirkan paper itu karena sudah terlalu lelah dan butuh tidur, “saya akan pergi tidur, istirahat, bangun besok segar, menyelesaikan paper itu dan siap untuk pergi” lalu aku memasang alarm, saya memasangnya pagi-pagi sekali. Ini terjadi padaku. Kemudian alarm berbunyi, dan saya terbangun cepat sekali namun bukannya segar yang didapat hanyalah lelah kemudian aku mematikan alarmnya untuk tidur lagi, saya terbangun beberapa jam sebelum kelas pertama dan saya tidak punya waktu yang cukup untuk menyelesaikan paper ini, saya mulai berpikir dan berpikir mengikuti kelas hari ini dan terjadi, adalah seharian aku tidak mengerjakannya, sayapun terburu-buru menyelesaikannnya malam itu den berpikir bahwa ini akan menjadi suatu hal yang memalukan jika tidak mengerjakan tugas daripada tidak mendapat tugas yang terbaik dari profesor
Jadi apa yang mengarahkan kita pada dinamika ini? Kita dapat melihat di permukaan, namun saya ingin menyelam lebih dalam, apa yang terjadi didasar. Dan teori menghargai diri sendiri yaitu motivasi pencapaian memberikan kita alat untuk melakukan itu. Jadi teori menghargai diri sendiri dapat menegaskan, atau mengemukakan, apa yang menjadi awal dan terutama. Kepentingan psikologikal manusia adaah untuk dapat terlihat dirikita dan orang lain sebagai seorang yang kapabel dan kompeten dan bisa. Itulah kebutuhan psikologikal yang penting yang kita miliki bersama, ketika disekolah kita berpikir bahwa kita harus berpikir pintar dan kompeten, baik di matematika adalah identitas kita.
Teori menghargai diri sendiri adalah kita butuh untuk terlihat kapabel, mampu, dan kompeten. Itu yang kita butuhkan untuk lakukan, dan karena itu adalah kebutuhan primary, kita mungkin saja mengorbankan atau menukarkan kebutuhan lainnya untuk menyadari atau mendapatkan atau menemukan apa yang kita dapatkan, dan disitulah penundaan terjadi
Saya menangkap ada sebuah dinamika, sebuah model yang simpel, ini adalah model akan apa yang orang percayai mengenai performa dan kemampuan, harga diri, dan pencapaian. Saya tidak mengatakan bahwa ini adalah apa yang harus kita menjadi, tapi saya mengatakan ini adalah yang kami dapatkan dari penelitian, secara sederhana kita memiliki model simpel ini didalam pemikiran kita, yang mana performa kita menjelaskan kemampuan kita, usaha punya peran, namun kemampuan saya melakukan sesuatu, tidak berubah banyak, itu yang mendeterminasikan pencapaian saya , sukses saya, dan kehadrian pencapaian dan suksess menjelaskan kemampuan saya untuk menghargai diri saya sendiri dan bagaimana saya berpikir terhadap diri saya, dan hal-hal ini memiliki hal yang sama sama berpikir bahwa orang-orang yang sebenarnya takut akan kegagalan, orang yang menunda banyak waktu memiliki sesuatu yang simpel pemikiran terhadap di otak mereka, Performa = Kemampuan = Harga diri
Bahwa belum tentu orang menunda adalah tidak menyukai hal tersebut namun pada saat itu saja dia tidak menyukainya, hadirlah model simpel pemikiran bagaimana untuk menentukan yang terbaik
Yang menyebabkan kita menunda-nunda adalah kita adalah overmotivasi, karena dia mengejar sukses yang tinggi dengan ketakutan yang tinggi
Bukan dari dasar dia malas atau dia tidak punya management waktu yang baik, itu sebenarnya bukan penyebabnya, yang dirasakan adalah rasa terjebak, dalam dua tekanan yaitu kesuksesan dan kegagalan, kita mengingikan kesuksesan namun juga berusaha menghindari kegagalan membuat kita stuck, jika kita mendapat ini kita tidak dapat bekerja, kita tidak dapat tidur dan juga tidak dapat bekerja, kita akan berhenti,
Hingga suatu momen dimana kita mendapatkan pandangan ini “jika saya tidak memulai ini, saya tidak akan menyelessaikan ini” dan ketakutan ketika tidak melakukannya melebihi ketakuan daripada melakukan kurang dari pada perfect atau standar atau lebih baik dari sebelum saya melakukannya terakhir kali. Karena kita semua adalah seorang perfeksionis dan sering menunda
Itulah penting mengapa kita harus menanggapi menunda-nunda dalam kegiatan yang berbeda, jadi teori harga diri melihat penundaan dengan lensa yang berbeda, sering kita dengar bahwa seni menunda disebut juga sebagai sabotase diri,
Dalam pandangan saya malah menunda adalah proteksi diri, kita mencoba melindungi diri kita dengan rasa dari diri kita sebagai seorang yang mampu dan pantas sebagai manusia dan kita mau mengorbankan performa kita untuk melakukannya, karena harga diri adalah puncak dari kebutuhan manusia Bagaimana kita menguasai penundaan?
Kebanyakan dari kita mencoba untuk berbicara pada diri kita untuk memulai mengatakan “jika saya tidak melakukan ini, sesuatu yang akan terjadi”. kita meningkatkan ketakutan dan tidak mengherankan jika hal tersebut tidak berjalan dengan baik
Ada 3 strategi dasar untuk menguasai penundaan:
>Tingkatkan kepedulian
Pedulilah pada perasaan anda, dan buatlah anda sadar mengapa dan apa yang harus kalian lakukan.
> Buat keseimbangan
Jika terlalu banyak ketakutan yang ada, lawanlah dengan mengumpulkan sebanyak mungkin motivasi yang ada untuk mengalahkan ketakutan dengan berpikir semua alasan mengapa saya harus melakukan ini.
> Tantang kepercayaan P=A=W
Bahwa performa kita belum tentu sesuai dengan kemampuan kita banyak hal yang terjadi sehingga tidak depat sempurna, dan paling penting bahwa kemampuan anda tidak sama dengan harga anda, pikirkan mengenai orang-orang yang mencintai dan anda cintai, orang-orang yang anda hargai dan cintai, ini bukan karena kemampuan mereka
Harga kita didasari bagaimana kita manusia berkualitas dengan kebaikan, pemikiran yang luas, dan kerentanan kita
Mengetahui dasar dari ketundaan membuat kita mengerti cara mengatasinya
Ada sebuah kutipan dari Nelson Mandela “Semoga pilihan anda mencerminkan harapan anda bukan ketakutan anda”
Terima Kasih
Diambil dari Channel YouTube TEDx Talk, Self Worth Theory: The Key to Understanding & Overcoming Procrastination | Nic Voge | TEDxPrincetonU
Comentários