top of page

August Comte : Sosiologi, Agama Era Baru? - 5# Summary of "Classical Sociological Theories"

Writer's picture: Gabriel Paskalis pumaGabriel Paskalis puma

Rangkuman #5 dari "Classical Sociological Theories", sebuah kursus daring yang diselenggarakan oleh Universitas Amsterdam di platform kursus Coursera oleh Dr. Bart van Heerkhuizen.


Profil August Comte


Auguste Comte (Nama panjang: Isidore Marie Auguste François Xavier Comte; 19 Januari 1798 – 5 September 1857) adalah seorang filsuf Prancis yang dikenal karena memperkenalkan bidang ilmu sosiologi serta aliran positivisme. Melalui prinsip positivisme, Comte membangun dasar yang digunakan oleh akademisi saat ini yaitu pengaplikasian metode ilmiah dalam ilmu sosial sebagai sarana dalam memperoleh kebenaran. Comte juga merupakan Tokoh yang pertama menciptakan istilah sosiologi, sehingga ia mendapat julukan sebagai Bapak Sosiologi Dunia.





Pengetahuan Agama dan Sains

August Comte mendapatkan pujian dikarenakan dia masih berhubungan erat dengan penemuan kata dan memberikan kita kata “Sosiologi”, selain itu ada 3 alasan yang menyebabkan Comte menjadi penting bagi Sosiologi:

  1. Konsekuensi Sosiologis dari Sekularisasi

    1. Proses dari Sekularisasi pada hari ini sudah dirasakan pada 200 tahun yang lalu.

    2. Comte adalah penerus asli dari pemikir masa pencerahanan, dia telah melihat dunia yang kita tinggali adalah periode dimana terdapat banyak positivis, yang dimaksudkan adalah menjadi dominannya pandangan sains dalam menginterpretasikan sebuah fenomena

    3. Keadaan saling menekan antara Agama dan Ilmu pengetahuan alam, tidak menjadi membosankan, melainkan tetap menjadi isu yang penting di dunia pada hari ini.

  2. Gambaran bagaimana pengetahuan saintifik lahir dari pengetahuan agama sebelumnya

    1. Pandangan kontemporer saintifik kita telah terbentuk dari ide yang lahir dari kehidupan keagamaan kita tanpa adanya bukti empiris

    2. Comte berargumentasi bahwa sains tidak datang untuk melawan Agama, namun dengan memperluas dan menetapkan melalui ide yang dicoba-coba yang datang dari dunia sebagai  pemenuhan Wahyu.

  3. Comte, menyadari bagaimana adanya pemisahan diantara sains, yang mengakibatkan kita kehilangan kemampuan untuk saling berhubungan, dikarenakan terlalu besarnya perbedaan. Jika kita ingin membuat Sains untuk memenuhi fungsi dari Gereja, Comte berpendapat kita perlu membangun visi sains yang lengkap dengan mengintegrasikan setiap macam spesialisasi dari ilmu pengetahuan.

Hukum Tiga Tahapan Pikiran Manusia

Comte percaya bahwa sejarah manusia didorong maju oleh ide manusia, secara contohnya, temuan sains baru, terobosan intelektual, dan secara luas dapat disebut sebuah rangkaian jalan radikal untuk merubah pandangan kita pada dunia disekitar kita. Contohnya seperti Marx berpandangan materialis, Perubahan yang terjadi pada manusia dikarenakan adanya perubahan cara kita memproduksi barang yang kita butuhkan untuk bertahan hidup, seperti makanan, tempat tinggal, dan baju. Sedangkan, Comte berpandangan Positivis, menyadari perubahan dari sejarah manusia disebabkan ide manusia untuk melihat sesuatu.

Comte berpendapat bahwa manusia memandang dunia dalam 3 tahap, yaitu:

  1. Tahap Teologi (Melihat dunia disekitar dengan pandangan agama)

  2. Tahap Metafisik (Melihat dunia disekitar dengan pandangan filosofis)

  3. Tahap Positif (Melihat dunia disekitar dengan pandangan saintifik)

Dan inilah yang menjadikan ide tersebut merubah sejarah manusia:

  • Dalam Esensinya, dia berpikir ada 2 tahapan yaitu tahap religius dan tahap saintifik, dan tahap filosofis sebagai transisinya

  • Dalam zaman ini ketika tahapan terakhir sudah mendominasi, kita telah menciptakan suatu pertanyaan yang terlalu luas untuk dijawab, dan berfokus pada hal-hal yang dapat diukur saja.

  • Dalam tahap kedua, orang-orang masih memiliki pertanyaan yang umum yang dipertanyakan.

  • Comte percaya bahwa kita perlu menemukan pengetahuan kita pada dasar, dengan pengujian yang jelas, dan ketika diuji kembali didapatkan hasil yang sama, oleh karena itu kita mengunakan kata “positif”

  • Positive yang datang dari bahasa inggris berarti sangat-sangat yakin, tanpa ada keraguan dalam hati

  • Data saintifik adalah data yang tak tertandingi, pengetahuan yang dapat diulang-ulang kembali, fakta tanpa ada keraguan yang beralasan

Sosiologi sebagai Harmoni Sosial

Comte percaya bahwa kita hidup dalam waktu krisis, Comte bekerja di Kota Paris, revolusi belum terjadi, semuanya berharap dirinya memiliki kebebasan yang lebih, peningkatan pada kesetaraan, peningkatan pada demokrasi. namun ada juga dampak yang ditimbulkan setelahnya, contohnya ada beberapa yang berpendapat intervensi manusia tidak memberikan pengaruh positif, dan mendukung “Prancis Lama yang baik”. kedua pendapat tersebut saling bersinggungan, dan menciptakan perubahan pada keseimbangan diantara penerus revolusi di prancis dengan kelompok konservatif.

Adanya krisis pada lingkungan intelektual -> krisis struktural

Comte percaya dan walaupun dikarenakan ini adalah masyarakat yang teratur, masyarakat harus saling berhubungan mengenai kode moral, kode etik yang pantas untuk diperjuangkan, ide yang menyatukan semuanya, mirip seperti konsensus, di prancis yang lama hal tersebut dilakukan oleh Gereja yang mengatur masyarakat, dan sekarang Gereja kehilangan ikatannya pada masyarakat.

Dikarenakan tidak ada satu ide saja, namun ada beberapa tingkatan pemahaman, teologi, metafisik, dan positif, tiap hari adalah sebuah krisis, dan menciptakan kerusuhan sosial, dan semua masyarakat dalam ketidaktenangan.

Comte percaya bahwa ilmuwan terbaik di prancis harus dikumpulkan bersama-sama, membuat sistem saintifik baru yang dibentuk dalam sistem ide yang dapat menjadi fondasi bagi harmoni sosial yang dapat berbanding dengan Gereja Katolik.

Namun, ketika Comte menemukan ilmuwan tidak tertarik untuk melakukan hal tersebut, dia mengambil urusan sendiri, dia menulis buku, “Course oion the positive philosophy”, untuk meletakan dasar untuk harmoni intelektual adalah mengatasi pemisahan ilmu yang akan terjadi


Hukum Klasifikasi Keilmuan

Dalam buku ini, Comte mempersentasikan semua keilmuan, keilmuan yang independen dan keilmuan yang bergantung dengan keilmuan lainnya.

Dia membuat list dari keilmuan, hierarki klasifikasi dari keilmuan, dan menetapkan sosiologi, sebagai ratu dari keilmuan.

Semakin rendah dalam hierarki, keilmuan tersebut akan lebih cepat untuk mencapai positivisme daripada keilmuan yang kompleks.

Ada perbedaan kultural diantara tingkatan keilmuan, seperti fisika memiliki temuan lebih banyak daripada sosiologi. Yang menyebabkan kemajuan sosiologi memiliki jalan yang lebih panjang.

Contohnya jika kita melihat Nazi, mereka dapat mencapai pencapaian pada fisika yang tinggi, namun tidak dapat menjelaskan mengapa Jerman jatuh dalam krisis, dan mengunakan pelarian dengan teori yang palsu, dan menyalahkan orang yahudi, yang menunjukan jerman masih hanya pada zaman tingkatan sebelum saintifik yang masih mengunakan superstisi, oleh karena itu National Socialist akan sangat berbahaya.

Comte percaya pada harmoni sosial hanya dapat tercapai jika adanya harmoni dan hanya dapat terjadi jika semua keilmuan telah masuk kedalam tahapan positif, dan yang terakhir akan berkembang, untuk memenuhi tahapan positivisme.


Pikiran Religius sebagai Pioneer

Comte memahami bahwa untuk mengamati fakta untuk  membentuk teori dan memiliki teori untuk mengamati fakta dan pikiran, Comte mengemukakan gagasan tentang tahap teologis dalam pemikiran manusia, uma manusia mempunyai kebutuhan untuk memulai dengan menafsirkan melalui hasil firasat terlebih dahulu, mungkin sebuah wahyu agama.

Comte digambarkan sebagai seorang induktivis, seseorang yang percaya bahwa dalam sains harus dikumpulkan data terlebih dahulu, sebelum menyimpulkan.

Comte percaya bahwa interpretasi religius dari dunia memiliki kebutuhan yang penting di masa lalu. Hanya dari pandangan-pandangan teologis itulah umat manusia dapat mengembangkan teori-teori ilmiah modern.


Agama Humanis Comte

Dalam suatu waktu dalam hidupnya, Comte menjadi sedikit lebih aneh, Comte mulai mendirikan agama baru, dengan dasar modernisasi, zaman kehidupan, industrialisasi. Keagamaan bukan dianggap olehnya sebagai bukan musuh dari sains, namun pelengkapnya. Sains, kata Comte, adalah tentang Intelek, tentang rasionalitas. Tapi Agama yang diciptakannya adalah tentang emosi, tentang cinta universial yang tidak akan pernah bisa dibuktikan oleh ilmuwan, namun manusia tidak bisa hidup tanpanya.

Pada awal hidupnya, Comte percaya bahwa cara teologis dalam memandang dunia sudah ketinggalan zaman, sudah kuno. Sains kini memenuhi fungsi-fungsi yang dulunya dipenuhi oleh agama. Namun seiring bertambah usia, dia sedikit menjauhkan diri dari posisi itu, dan mulai mengakui bahwa agama masih mempunyai fungsi penting dalam menstabilkan masyarakat hingga saat ini.

Comte tidak pernah berafiliasi dengan universitas. Dia mempraktikan sosiologi ketika disiplin ilmu belum ditetapkan disiplin ilmu itu belum dibicarakan didalam universitas, ketika seorang pemikir terisolasi mencoba berkontribusi pada ilmu pengetahuan tanpa landasan kritis, dia mungkin dengan mudah tersesat mengikuti irama musiknya sendiri.


Fungsionalisme Awal

Dalam Hierarki Ilmu, Comte membuat pembagian yang menarik, dikotomi, antara dua jenis ilmu, ilmu-ilmu yang berdasar skemanya adalah ilmu-ilmu yang mempelajari objek-objek yang saling terkait, terorganisir, terstruktur. Comte menyajikannya sebagai aturan metodologis, mulai dari hal terkecil, dengan mempelajari cara kerjanya, dan mempelajari secara keseluruhannya, selayaknya pandangan biologis, tubuh semua bergerak sesuai dengan fungsinya masing-masing, jika salah satu saja tidak menjalankan fungsinya maka tubuhpun dapat merasa tidak nyaman atau sakit. Dan Comtepun berusaha mengantikannya dengan Agama yang dia coba ciptakan.


 

Informasi

Kursus ini tersedia secara GRATIS di Coursera, dengan mengunakan bahasa Inggris, disajikan dengan baik oleh presentator dengan poin-poin penting dan intonasi yang membawa kita melihat kedalam sejarah dibalik latar belakang para sosiolog menciptakan teori-teori yang ada.


Silahkan mengikuti untuk menambah wawasan dan pengetahuan




2 views0 comments

Comments


bottom of page