top of page

Sebuah Cara Sederhana Untuk Memutus Kebiasaan Buruk oleh Judson Brewer

Writer's picture: Gabriel Paskalis pumaGabriel Paskalis puma


Ketika aku pertama kali belajar untuk bermeditasi, instruksi yang diberikan hanyalah untuk berfokus pada nafasku dan ketika pikiranku kemana-mana untuk membawanya kembali, terdengar cukup simpel.

Namun aku duduk diam di retret ini, berkeringat melalui baju kaosku ditengah musim dingin, aku mencoba mengambil kesempatan untuk tidur ketika ada kesempatan karena hal tersebut adalah sebuah kerja keras, sebenarnya itu sangat-sangat melelahkan.

Instruksi sebenarnya cukup sederhana tapi saya kehilangan sesuatu yang penting, lalu mengapa sulit untuk perhatian?

Sebuah studi menunjukan, ketika kita berusaha untuk mendapatkan perhatian pada sesuatu, di satu poin, mungkin beberapa dari kita sudah ada yang tidak fokus dan mulai berkhayal atau membuka media sosialnya.

Jadi apa yang terjadi disini? Itu membuat kita melawan salah satu proses belajar yang paling evolusioner dan juga lestari yang dikenal sebagai Sains,

Salah satu yang lestari, adalah kembali kepada sistem saraf yang paling dasar yang bernama manusia. Ini adalah proses pembelajaran berbasis penghargaan yang dipanggil penguatan positif dan negatif, secara sederhana berlangsung seperti ini. Kita melihat sejumlah makanan yang terlihat enak, otak kita berkata “Kalori...Bertahan hidup” kita memakan makanan tersebut, merasakan, itu terasa enak dan terutama dengan gula, badan kita mengirimkan sinyal kepada otak kita dan berkata, “Ingat apa yang telah kau makan dan ingat dimana kau menemukannya.”

kita meletakkan memori konteks-dependen ini dan mempelajari untuk melakukan pengulangan proses waktu berikutnya. Lihat makanan-Makan Makanan-kenyang-mengulang

Pemicu-Kebiasaan-Penghargaan.

Sederhana, yakan?


Mungkin, setelah beberapa lama, otak kreatif kita berkata, “apa kamu tahu? Kamu dapat mengunakan ini lebih daripada memikirkan dimana makanan itu berada. Kamu tahu, lain kali ketika kamu merasa buruk, kenapa kamu tidak mencoba memakan sesuatu yang enak sehingga kamu merasa lebih baik?”

Kita berterima kasih kepada otak kita atas ide yang luar biasa ini, coba ini, dan cepatlah belajar, itu ketika kita memakan coklat atau es krim ketika marah atau sedih, kita akan merasa lebih baik.

Proses yang sama, namun pemicu yang ada berbeda. Daripada kelaparan yang datang dari perut kita, sinyal emosional- terasa sedih-memicu keinginan makan.

Mungkin di masa muda kita, kita adalah seseorang yang “cupu” disekolah dan kita melihat anak-anak yang memberontak yang merokok diluar dan kita berpikir, “hei, aku ingin keren” lalu kita memulai merokok

Melihat keren-merokok supaya keren-terasa keren, mengulang Pemicu-Kebiasaan-Penghargaan

Setiap kita melakukan hal ini, ini membuat sebuah kebiasaan, jadi berikutnya, merasa stress memicu rasa untuk merokok atau memakan sesuatu yang manis.

Sekarang, dengan proses otak yang sama, kita berangkat dari belajar menuju bertahan untuk mengarahkan kita secara harfiah pada obesitas dan merokok yang mana menyebabkan kemandulan dan kematian di dunia.

Kembali ke nafas saya. Apa yang dapat dilakukan selain melawan kekuatan otak kita atau mencoba memaksakan kekuatan kita untuk perhatian, kita mencoba menanamkan ini secara alami, melalui proses pembelajaran berbasis penghargaan namun menambahkan perputaran?

Bagaimana jika kita hanya lebih merasa penasaran terhadap apa yang terjadi terhadap pengalaman sesaat kita? Saya memberikan anda sebuah pengalaman. Di dalam lab saya, kami mempelajari yang mana pelatihan kesadaran dapat membantu kita dalam berhenti merokok.

Sekarang ketika saya mencoba untuk terfokus pada pernafasan saya, mereka mencoba menekankan kemampuan mereka dalam berhenti merokok, sebagian besar dari mereka telah mencoba ini dan gagal, dalam rata-rata, enam kali.

Sekarang, dengan pelatihan kesadaran, kita menurunkan sedikit mengenai penekanan dan malah mencoba untuk terfokus pada rasa ingin tahu.

Dalam faktanya kami berkata kepada mereka untuk merokok. Ya memang kamu mengatakan “silahkan merokoklah, hanya ingin tahu bagaimana rasanya saat anda melakukannya” dan apa yang mereka sadari?

Ada contoh dari salah satu dari beberapa perokok kami. Dia berkata “berpikir mengenai merokok, baunya seperti keju yang bau dan terasa seperti kimiawi, YUCK” sekarang ia tersadar bahwa merokok buruk untuk dirinya, itulah mengapa dia ikut program saya. Apa yang dia temukan adalah bagaimana merasa penasaran terhadap apa yang telah dia lakukan, yaitu merokok dan merokok terasa baginya seperti kotoran.

Sekarang, dia berpindah dari sebuah pengetahuan kepada kebijaksanaan. Dia berpindah dari mengetahui bagaimana merokok itu buruk dari pemikirannya hingga terdampak pada fisiknya, dan mantra dari merokok sudah dipecahkan. Dia mencoba untuk mengubah kebiasaan dia

Sekarang, di Prefrontal Cortex, yang merupakan bagian termuda dari otak kita dari perspektif evolusioner, itu mengerti dalam intelektual bahwa kita tidak harus merokok dan itu mencoba sekeras mungkin untuk menolong kita untuk berhenti merokok, untuk menghentikan kita untuk berhenti makan berlebih. Kita menyebut ini sebagai kemampuan kognitif

Kita mengunakan kemampuan kongnitif dalam mengkontrol kebiasaan, namun sayangnya, ini adalah salah satu bagian dari otak kita yang langsung berhenti ketika kita stress, yang mana tidak begitu membantu

Sekarang kita mencoba menyesuaikan ini dengan pengalaman kita sendiri, kita lebih mudah marah kepada orang lain ketika stress atau lelah, meskipun itu tidak begitu membantu. Kita tidak bisa mengkontrol diri kita jika Prefrontal Cortex dalam keadaan Offline, kita akan kembali ke kebiasaan lama, yang mana sebenarnya kekecewaan adalah hal yang baik ketika melihat kebiasaan lama kita, untuk menanamkan rasa di tulang kita, sehingga kita tidak perlu mencoba keras untuk menahan diri kita dari kebiasaan lama tetapi hanya menjadi tidak tertarik lagi untuk melakukannya dan inilah yang disebut kesadaran

Jika suatu saat kamu merasa bahwa ingin menghilangkan kebiasaan lama, jangan paksakan dirimu namun berusahalah untuk menyadari apa yang terjadi dalam tubuh dan pikiranmu disaat kamu melakukannya,

Sadari keinginan Cobalah untuk penasaran Lepaskan Dan rasakan kebahagiaan ketika melepaskannya Dan ulangi

Terima Kasih

Diambil dari Channel YouTube TED, A simple way to break a bad habit | Judson Brewer



1 view0 comments

Comments


bottom of page