top of page

Panduan Kecil Untuk Berpikir Kritis: Konsep dan Alat - Dr. Richard Paul dan Dr. Linda Elder (2008)

Writer's picture: Gabriel Paskalis pumaGabriel Paskalis puma

Updated: Nov 27, 2022

Dikutip dari buku The Miniature Guide of Critical Thinking dan Imajinasi sosial : Pembangunan Sosietal


MENGAPA BERPIKIR KRITIS?

Permasalahannya :

Semua orang berpikir bahwa adalah sifat kita dalam melakukan hal tersebut, namun pemikiran kita jika dibiarkan begitu saja akan menjadi bias, terdistorsi, perpecah, tidak selaras, atau hanya mengarah pada penghakiman. Sedangkan kualitas kehidupan kita dan apa yang kita ciptakan, bentuk atau susun tergantung dengan kualitas pemikiran kita. Pemikiran yang buruk akan merugikan, dari keuangan dan kualitas kehidupanmu, perkembangan pemikiran, harus dibangun secara sistematis.


Definisi :

Pemikiran kritis adalah sebuah seni untuk menganalisis dan mengevaluasi pemikiran dengan pandangan untuk meningkatkannya


Hasil :

Seorang pemikir kritis yang terlatih dapat :

  • Memberikan pertanyaan vital terhadap permasalahan yang ada, memformulasikannya secara jelas dan tepat.

  • Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan, mengunakan ide abstrak untuk menginterpretasikannya secara efektif

  • Sampai pada kesempulan yang memiliki alasan yang jelas dan solusi, dan dapat di uji dengan kriteria yang relevan dan standar

  • Berpikir open minded dengan sistem pemikiran alternative, menyadari dan menilai, apa yang akan di butuhkan, asumsi mereka, implikasi, dan konsekuensi praktis, dan

  • Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain untuk menunjukan solusi dari permasalahan yang kompleks

Berpikir kritis adalah sederhananya adalah diarahkan secara mandiri, dipelajari secara mandiri, dimonitoring secara mandiri, dan diperbaiki secara mandiri. Itu memerlukan standar yang ketat dan pengaturan yang teratur dalam pengunaannya. Berhubungan erat dengan komunikasi yang efektif dan kemampuan menyelesaikan permasalahan dan komitmen untuk melampaui sifat egosentrisme dan sosiocentrisme kita.


Untuk memahami sebuah konteks dalam sebuah karya penelitian atau pemikiran atau ide, kita membutuhkan Elemen dari Pemikiran, dari buku ini disediakan 8 elemen pemikiran yaitu:

1. Tujuan (Goal, Objective)

2. Pertanyaan dasar (Problem, Issue)

3. Informasi (Data, Fakta, Observasi, Experience)

4. Konsep (Theories, Definition, Axiom, Laws, Principles, Models)

5. Asumsi (Presupposition, taking for granted)

6. Sudut Pandang (Frame of Reference, Perspective, Orientation)

7. Kesimpulan (Conclusion, Interpretation and inference, Solution)

8. Konsekuensi dan Implikasi


Contoh pengunaan:


LOGIKA BUKU IMAJINASI SOSIOLOGI OLEH PAULUS WIROUTOMO


1. Tujuan

Karena pembangunan belum berhasil membangun manusia secara hakiki (harkat, martabat manusia) dan meningkatkan kualitas masyarakat manusia (kedamaian, kesejahteraan, demokrasi, wellbeing, dsb) dalam arti yang sesungguhnya, maka tujuan buku ini adalah memperjuangkan terjadinya “masyarakat yang baik” melalui pembangunan sosietal, bukan sectoral, untuk mencapai peningkatan kualitas “kehidupan sosial budaya” yang berpijak pada aspek-aspek dasar dari kehidupan masyarakat, yaitu struktur, kultur, proses sosial. tujuan ini dibangun secara konsisten dalam setiap bab buku ini. Tujuan mencapai masyarakat yang baik tidak hanya untuk manusia (antroposentris), tetapi sosietal ekologis (human and ecological)


2. Pertanyaan Umum

Pemikiran dalam buku ini dipicu oleh pertanyaan dasar, yaitu: ”Apa konsep yang ditawarkan para ahli ilmu sosial budaya untuk mengkoreksi sistem pembangunan yang “didominasi” ilmu-ilmu yang analitical-evaluative terhadap pembangunan, tetapi menjadi lebih directive-prescriptive.


3. Data/informasi

Buku ini bukan hanya mencari bukti berlandaskan data tentang dampak sosial darii pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan, melainkan juga data mengenai capaian program yang bersifat sosietal. Bahkan, buku ini berusaha untuk mengumpulkan berbagai indikator dari konsep Struktur-Kultur-Proses agar kemudian dapat dikembangkan dalam penyusunan Indeks Pembangunan Sosietal.


4. Konsep

Buku ini berusaha menemukan konsep tentang apa itu yang disebut pembangunan sosial dalam arti yang sebenarnya, karena konsep ini telah direduksi sebagai suatu sector yang inputnya uang, tetapi outputnya bukan uang. Oleh karena itu, buku ini menyebutnya pembangunan sosietal yang ditujukan membangun kualitas kehidupan sosial budaya yang memiliki tiga komponen dasar, yaitu Struktur Sosial (pola hubungan kekuasaan diantara masyarakat), Kultur (Nilai dan norma, adat istiadat, sistem kepercayaan, dsb) dan Proses sosial (dinamika interaksi simbolik antara individu maupun kelompok).


5. Asumsi

Sulit membangun manusia didalam masyarakat yang tidak baik, jadi membangun manusia haruslah melalui pembangunan masyarakatnya (sosietal).


6. Sudut pandang

Pembangunan sosial budaya tidak bisa direduksi sebagai pembangunan sector sosial budaya, sebab semua sector kehidupan manusia (termasuk sector ekonomi, politik, perdagangan, industry, fisik, dsb) selalu berdimensi sosial budaya, artinya mengandung unsur interaksi sosial dan relasi sosial (terutama relasi kekuasaan)


7. Kesimpulan

Inti dari pembangunan sosial adalah inklusi sosial, yaitu kesempatan bagi semua warga masyarakat untuk memperoleh hak dan kebutuhan yang paling dasar, seperti kebutuhan fisik, status sosial, kekuasaan, serta hak-hak dasar sebagai manusia untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan sebagai warga masyarakat.


8. Konsekuensi dan Implikasi

Tercapainya pembangunan sosietal akan membawa pembangunan umat manusia pada inti tujuannya yang hakiki, yaitu “peningkatan kualitas kehidupan sosial budaya yang ditandai dengan social inclusion, implikasinya adalah tercapainya sustainable development goal menuju development of human ecology.

2 views0 comments

Comments


bottom of page