top of page

Cita-Cita Sosiologi

Writer's picture: Gabriel Paskalis pumaGabriel Paskalis puma

Rangkuman dari Buku Imajinasi Sosiologi : Pembangunan Sosietal oleh Gabriel Paskalis Puma

Revolusi industri memberikan dorongan besar untuk mengembangkan pengetahuan sosial dikarenakan adany perubahan gaya hidup masyarakat yang disebabkan karena perubahan teknologi, perkembangan kehidupan ekonomi, industrialisasi, dan berubahnya pola kehidupan masyarakat. ide tentang masyarakat yang baik dipengaruhi pada Age of Enlightenment di Eropa yang mendorong terjadinya perubahan cara pikir manusia.


Sebelum itu ada beberapa karya yang sudah diciptakan sebelum itu, salah satunya adalah The Muqaddimah oleh Ibn Chaldun (1377), yang mengangkat solidaritas atau kohesi sosial, salah satunya yang terkenal adalah "kekalahan fisik tidak pernah menyebabkan berakhirnya suatu bangsa", ucapan yang sangat berarti untuk mengingatkan setiap masyarakat untuk bersatu dan bangkit bersama


Tahun 1767, Adam Ferguson mengangkat topik Civic Spirit untuk melawan pengaruh merusak yang mengutamakan kepentingan pribadi yang mengarh pada kapitalisme.


Pada tahun 1813, Saint Simon mulai menawarkan suatu ilmu tentang masyarakat yang diberi nama the science of man, yang kemudian diangkat oleh Comte, yang berambisi untuk membuat sosiologi menjadi ilmu yang rasional, objektif, dan positivistik.


Pada tahun 1837, ilmu tentang masyarakat ini dilakukan untuk diisi oleh topik dari kesenjangan sosial oleh Harriet Martineau yang mengambarkan eksploitasi budak di Inggris, serta orang negro di AS yang merajalela saat itu. Dia mengatakan "The Declaration of Independence bears no relation to half of human race" dikarenakan tidak secara eksplisit menyebutkan kaum perempuan.


Pada 1845. Friederich Engels mengambarkan kaum buruh pada bukunya "The Condition of Working Class in England"


Pada tahun 1848, Marx kemudian bergabung dengan menulis "The Communist Manifesto" untukmembangkitkan revolusi sosialis kaum proletar. sesuai apa yang dia katakan "The Philosopher have only interpreted the world, the point is to change it". kata-kata ini menginspirasi kita agar sosiolog jangan hanya menganalisis masalah sosial, tetapi merumuskan bagaimana menghasilkan suatu perubahan sosial ke arah yang lebih baik.


Herbert Spencer, (1874-1884) juga telah mengingatkan bahaya dari kesejangan sosial di masyarakat melalui pernyataannya "only the strongest survive". pemikiran ini terkenal dengan julukan "social darwinism" hukum alam,


Pada 1887, Ferdinand Tonnies mengangkat topik yang mengingatkan kita bahwa masyarakat pada awalnya hidup dalam komunitas yang bersifat Gemeinschaft berbasis pada trust dan koperatif sehingga guyub dan kohesif, tetapi cenderung berubah menjadi Modern Society yang berbasis Gesellshaft yang berbasis pada organisasi formal yang rasional, sehingga berciri impersonal serta superfisial, mengutamakan self interest daripada tolong menolong.


Pada 1893, Emile Durkheim menajamkan lagi konsep solidaritas sosial, menurutnya masyarakat tradisional diikat oleh mechanic solidarity yang terbentuk karena kesamaan landasan moral dalam masyarakat yang homogen dan sederhana. Modernisasi telah mengubah konpleksitas sosial, sehingga sifat solidaritas berubah. Namun, Durkheim mengatakan bahwa solidaritas dimasyarakat modern masih tetap ada, yaitu bersifat saling bergantung karena adanya perbedaan fungsional, antar anggotanya mirip pada organisme.


Weber (1904-1905) dengan pendekatan Interpretative Sociology menunjukan bahwa kesenjangan antar kelompok bukan hanya bersifat kebendaan yang bisa digambarkan secara objektif melalui statistik, melainkan terinternalisasi dalam hati sanubari tiap individu yang lebih bersifat subjektif-interpretatif.


C Wright Mills menawarkan Sociological Imagination yaitu cara pandang yang mengkaitkan pengalaman individu dengan kondisi makro struktural. dengan inilah sosiologi mulai berajak ke pengembangan kualitas manusia.


Ilmu Sosiologi terus menerus mencita-citakan terwujudnya suatu tatanan masyarakat yang lebih baik. itulah sebabnya pembangunan sosietal diangkat, dikarenakan yang dicari oleh sosiologi adalah ini.


Pada 1903, Du Bois mengangkat isu prasangka rasial terhadap warga afrika amerika yang menunjukan adanya perbedaan bukan hanya berasal dari biologis namun bagaimana cara melihat dunia secara sosial,


Pada tahun 1918, Weber membagi stratifikasi sosial kedalam 3 dimensi yaitu: kekayaan, status sosial, dan kekuasaan, tanpa hanya terjebak pada pandangan materialistik marx.


Pemikiran kritis weber menjelaskan bahwa perkembangan industrialisasi mengkerdilkan manusia menjadi sekrup kecil dalam menjalankan industrialisasi, dan kehilangan pesonanya. ia mengingatkan masyarakat yang baik tidak hanya ditentukan oleh kemajuan fisik dan ekonomi, bahkan oleh modernisasi dan industrialisasi, tetapi juga ditentukkan oleh keseimbangan antara rasionalisme yang industrial dan birokrasi dengan rasionalisme yang memampukan manusia untuk menginterpretasi, merefleksi, dan menegosiasi sistem yang mendominasi dirinya.


Weber dengan cara pandangnya yang kritis melihat bahwa masyarakat modern terjebak dalam aturan birokrasi yang kaku bagaikan "kerangkeng besi" yang sangat rasionalistik.


Dengan memperhatikan adanya pengaruh kekuasaan dalam menciptakan masyarakat yang baik, Foucault memberikan penjelasan mengenai kekuasaan adalah suatu perspektif yang bersifat interpretatif dan interaksionis, kekuatan menurutnya adalah suatu relasi, yang mana dalam sebuah relasi pastilah melibatkan wacana (pengolahan pemikiran) sehingga dapat menghasilkan kepatuhan atau perlawanan.


Dengan wacana tersebutlah kekuasaan dapat menciptakan sebuah "regime of truth" yaitu pengetahuan atau cara berpikir orang banyak yang tidak bisa ditolak atau disangkal, menjadikan kekuasaan akan sangat fluid, maka setiap individu yang ingin mempertahankan kekuasaanya harus mengunakan berbagai cara, keadaan yang kompleks dari perebutan kekuasaan ini menciptakan terjebaknya manusia didalamnya, pengetahuan yang menciptakan kekuasaan dan kekuasaan yang menciptakan pengetahuan.


Sebagai suatu ilmu yang mempelajari masyarakat yang sangat kompleks dan kabur batas-batasnya, sosiologi memerlukan suatu model atau perspektif yang dapat menyederhanakan keberadaan masyarakat untuk keperluan analisis. dikarenakan dalam sosiologi terdapat berbagai perspektif, yang berpengaruh pada pembangunan.


2 views0 comments

Comments


bottom of page