top of page

Berbicara Seperti Pemimpin oleh Simon Lancaster

Writer's picture: Gabriel Paskalis pumaGabriel Paskalis puma


Menulis pidato mungkin adalah salah satu pekerjaan teraneh di dunia, bagaimanapun anda menulis sebaik mungkin itu akan tergantung pada pembacanya, dan kamu kadang kurang mengerti bagaimana mereka akan menyampaikannya.

Kemarin ketika saya di London, dan ketika menonton salah satu klienku berpidato, yang mana adalah seorang pebisnis besar di Australia dan ia menyampaikan pidato yang saya tulis,


Saya menuliskannya mirip dengan pidato yang dibawakan oleh Wiston Churchill, berbunyi "we've got to fight for our future, fight for our position, fight our competitors" ,


dan saya lupa akan aksen Australianya, dan ketika saya menonton di ruang belakang dengan kengerian ketika melihat dia membacakannya, dia menyampaikannya dan terdengar seperti ini "we've got to 'fart' for our future, 'fart' for our position, and i'll tell you what, folks, when i wake up every morning, there is one thing i know for sure i'm gonna do that day, 'fart'"

Oleh karena itu saya akan membagikan kepadamu beberapa rahasia dari seorang penulis pidato.

Aku tidak tahu apakah kalian mengetahui ini, bahwa ada teknik bahasa rahasia untuk kepemimpinan

Teknik rahasia dari berbicara seperti pemimpin yang seharusnya diajarkan disekolah yaitu Retorika Kuno, Retorika kuno adalah inti dari sebuah kurikulum yang diajarkan di Roma kuno, bagian dari Trivium.

Di London, pada abad ke-19 kita dapat mudah menemukan edukasi gratis mengenai retorika tapi tidak di matematika, bercermin dari kebutuhan yang diletakkan pada sebuah topik.

Sekarang mengajarkan retorika di batasi, dibatasi oleh orang-orang yang berkuasa, beberapa yang punya kelebihan, oleh karena itu apa yang saya sampaikan pada pembicaraan saya adalah seni kuno dari sebuah retorika dan berbagi kepadamu 6 teknik sehingga kalian dapat berbicara layaknya seorang pemimpin

Teknik #1 Tiga kalimat/kata dalam satu nafas Ini adalah teknik berbicara dari roma kuno, mereka biasa menyebutnya Asyndeton, dan ini yang biasa digunakan oleh banyak pemimpin sampai hari ini Contohnya:

  • "Lihat kekanan, lihat kekiri, lihat ketengah"

  • "Oke, berhenti, dan dengarkan"

  • "Baca, catat, dan pahami"

  • "Putus sekolah, broken home, tertekan"

  • "Kerja, kerja, kerja"

  • "Pemerintahan rakyat, dari rakyat, untuk rakyat"

  • "Satu orang, satu kerajaan, satu pemimpin"

  • "Kebebasan, kesetaraan, persaudaraan"

  • "Makan cukup, sering tertawa, banyak mencintai"

Kenapa tiga? Karena tiga adalah angka ajaib di teknik berbicara

Dikarenakan saya menambahkan emosi, mengatur nada, dan ketakutan dan ketakutan itu tersampaikan ke anda. Ada juga yang menyebutnya sebagai Tricolon, memang berbunyi seperti bagian dari sistem pencernaan, namun hanya memasukkan tiga kalimat, masukan argumen anda di tiga kalimat akan membuatmu lebih tampak, lebih meyakinkan, dan lebih kredibel, hanya seperti itu, oleh karena itu sering kita temukan banyak motto dalam tiga kalimat yang padat namun mencakup


Contohnya:

  • Caesar pernah mengatakan "veni, vidi, vici" pada 400 tahun lalu.

  • Shakespeare menulis " Romeo dan Juliet" dengan sebuah percakapan "Romeo, Romeo, dimanakah engkau,Romeo?".

  • Dan, TED sendiri punya slogan "reinvent, rethink, relay"

Teknik #2 Tiga kalimat repetitif (diawal kalimat) Tiga kalimat yang dimana diawalnya selalu diulang,

Contohnya adalah yang Winston Churchill lakukan pada pidatonya "We shall fight on the beaches, We shall fight on landing grounds, We shall fight on fields and in the streets"

Dia sebenarnya bisa mengatakan ini secara lebih cepat namun ia mengulang-ulang dan mengatakannya secara emosional sehingga tersampaikan dengan baik.

Ketika kita emosional maka perspektif kita akan sesuatu berubah, dan pidato atau gaya bicara kita akan berubah.

Dengan ini kita dapat menyapu orang-orang dengan emosi kita, mengiring mereka ke-apa yang kita maksud.

Oleh karena itu ini biasa digunakan oleh para sales dan penjual pasar, atau motivator

Teknik #3 Menyeimbangkan kalimat

  • "Jangan tanya apa yang negara buat untuk mu namun tanyakanlah pada dirimu apa yang kamu buat untuk negaramu"

  • "Menjadi atau tidak menjadi"

Kalimat yang ada menjadi seimbang, dan otak kita senada dengan keseimbangan itu, oleh karena itu kita dapat tertarik pada kalimat itu, kita tertarik walaupun itu hanyalah sebuah ilusi Seperti "kita bekerja sama, bukan bekerja sendiri", "kita berpikir apa yang dapat kita lakukan, bukan apa yang tidak dapat kita lakukan"

Teknik #4 Kalimat metafora Metafora mungkin adalah bagian terpenting dalam sejarah komunikasi perpolitikan, tapi itu sedikit digunakan sebenarnya metafora dapat dilakukan setiap 16 kata, jadi sebenarnya percakapan kita dipenuhi oleh metafora, tersebar dimana-mana tanpa kita sadari Ketika, metafora dilakukan biasanya itu adalah akibat dari perpolitikan yang mengiring orang kesuatu hal, atau bahkan membuat mereka mundur, kita gunakan cerminan metafora yang indah seperti cahaya matahari, bunga, gambaran dari keluarga, dll untuk mengarahkan seseorang .

Dan, kita gunakan cerminan metafora yang buruk seperti penyakit, bencana, wabah, penjahat, pembunuh dll untuk membuat orang menjauh dari hal-hal tersebut Itu akan memberikan dampak yang luar biasa dalam orang-orang bertindak dan merespon, ada sebuah penelitian bahwa tidak mengubah sebuah metafora dalam selembar teks dapat secara mendasar mengarahkan berbagai reaksi orang-orang terhadap nya

Saya akan berbicara mengenai tiga metafora yang sering digunakan orang-orang pada masa ini "The arab spring", "calais jungle", " financial storm" yang kental sekali akan muatan politiknya, "the arab spring" yang merupakan rangkaian protest anti-pemerintah, revolusi, dan pemberontakan bersenjata yang terjadi di sekitar arab mulai dari 2010-an, "calais jungle" yang merupakan pengungsian pengungsi dan migran pada tahun 2015-2016 di calais prancis, dan "financial storm" yang merupakan krisis perekonomian Di calais digunakan nya kata "jungle" yaitu hutan, melambangkan para pengungsi dan migran sebagai binatang, hitler mengunakan metafora "ular" kepada orang Yahudi, ini adalah bahasa kebencian yang mengarah ke genosida dan ini biasa digunakan di media mainstream kita, "finacial storm" apakah benar bahwa krisis ekonomi seperti kejadian alam yang datang secara alami? Ini adalah hal-hal yang tidak kita sadari dapat mengubah pola pikir kita terhadap sesuatu.

Teknik #5 Kalimat yang berlebihan Ketika seseorang emosional itu akan membuat perspektif kita terubah, yang akan termanifestasi ke bicara kita, dan ketika seseorang emosional pada sesuatu ia akan menjadi melebih-lebihkan, pemimpin sering melakukan hal ini setiap saat, anda berpikir ini mungkin terlalu berlebihan, namun ini adalah fakta bahwa melebih-lebihkan dalam sebuah percakapan adalah normal, jadi itu hanya mengubah apa yang kita lakukan biasanya.

Teknik #6 Kalimat yang berirama Kita mencoba mencerna kalimat yang berirama dan itu akan lebih mudah dicerna dan diingat, ketika kita masih kecil kita belajar sesuatu dengan berirama

  • "Ini ayah budi, ini ibu budi"

  • "Satu, satu aku sayang ibu , dua ,dua aku sayang ayah"

  • "Lingkaran besar, lingkaran kecil, lingkaran besar"

Jadi sebuah ritme digunakan secara luas di masyarakat kita, dalam sebuah kalimat berirama juga bisa digunakan untuk menutupi fallacy.

Contohnya:

  • "Satu buah apel akan menjauhkan anda dari dokter" Merupakan kalimat yang simpel, seperti benar namun jika iya kita hanya harus membeli apel daripada menabung di asuransi kesehatan

  • Saya berbicara pada masyarakat kota disini menanyakan apakah ada yang lain mereka berkata "kamu harus spekulasi dulu, lalu meng-akumulasi" hal-hal yang seperti ini mungkin yang mengarahkan kita pada krisis finansial

Dan itulah 6 teknik untuk berbicara, dengan ini se-absurd apapun argumen anda akan terdengar mungkin.

Mengapa? Para ahli retorika kuno dulu , Bekerja dengan mengunakan Ethos, Pathos, Logos

Jika anda berpikir melalui persuasi dalam maksud neuroscience , itu akan bekerja karena melalui kendali naluriah, emosi, logis.

Alasan mengapa kita harus belajar ilmu ber-retorika adalah karena itu adalah dasar utama dalam bermasyarakat, bagaimana masyarakat bisa setara jika orang-orang tidak dapat kemampuan yang seimbang untuk mengartikulasikan dan menyampaikan pendapat mereka, tanpa itu sistem legal kita, sistem politik kita, sistem finansial kita tidak akan adil.

Oleh karena itu edukasi akan ini disempitkan untuk masyarakat yang kecil dan berkuasa, ini adalah sebuah skandal, dimana dunia berhadapan dengan masalah yang besar, ketidakseimbangan finansial, masalah perubahan iklim, persekusi agama sejak 1940-an Kita mengarahkan debat hanya ke sebagian minoritas, daripada mengarahkan anak kita untuk duduk diam, kita harus mengarahkan mereka untuk berdiri dan berbicara Jadi, ayo bangkitkan retorika, Hidupkan kembali debat di seluruh dunia, dan berikan kesempatan ke seluruh anak didunia untuk menjadi seorang pemimpin.

Dan itulah idenya, jadi bagaimanakah dengan "demokrasi" ?

Terimakasih

Diambil dari Channel YouTube TEDx Talks | Speak Like a Leader | Simon Lancaster | TEDxVerona


3 views0 comments

Comments


bottom of page